Jumat, 23 November 2012

Pemuda dan Sosialisasi


Pemuda dan sosialisasi

Internalisasi belajar  dan spesialisasi adalah : 
      Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematic. Masa ini memungkinkan mereka berada dalam anomi (keadaan tanpa norma atau hukum) akibat kontradikisi norma maupun orientasi mendua. Dalam keadaan demikian seringkali muncul perilaku menyimpang. Kondisi ini menjadi sasaran pengaruh media massa. Demikian rangkuman pembicaraan  Dekan FISIP-UI Dr. Manasse Malo, Ketua Jurusan Psikologi Sosial-UI Drs. Enoch Markum dan Staff Pengajar Jurusan komunikasi Massa Drs. Zulkarimen Nasution M.Sc. dalam seminar “ Remaja dalam Prospek Perubahan Sosial”.
Anomi menurut Enoch Markum muncul akibat kekaburan norma. Misalnya norma A yang ditanamkan dalam keluarga sangat bertentangan dengan norma B yang ia saksikan diluar lingkungan keluarga.

Orientasi Mendua menurut Dr. Male , adalah orientasi yang bertumpu pada harapan orang tua, masyarakat dan bangsa yang sering bertentangan dengan keterikatan loyalitas terhadap peer (teman sebaya), baik itu dilingkungan belajar (sekolah) ataupun diluar sekolah.Sementara itu Zulkarimen Nasution mengutip pendapat ahli komunikasi J. Kapper dalam bukunya The Effect of Mass Communication mengatakan bahwa kondisi bimbang yang di alami oleh remaja menyebabkan mereka melahap semua isi informasi tanpa ada seleksi didalamnya.  Dengan demikian mereka adalah kelompok potensial yang mudah dipengaruhi media massa, apapun bentuknya.
Untuk mengatasi hal ini Dr. Malo mengemukakan beberapa alternative. Jalan keluar yang diambil harus memperhitungkan peranan peer group. Program pendidikan yang melawan arus nilai peer, besar kemungkinanya tidak berhasil. Penggunaan waktu luang remaja juga perlu diperhatikan.

Peran Media Massa, menurut Zulkarimen Nasution Dewasa ini tersedia banyak pilihan informasi. Dengan demikian, kesan  semakin permisifnya masyarakat juga  tercermin pada  isi media  yang  beredar. Sementara masa. remaja  yang  merupakan periode peralihan  dari   masa   kanak-kanak  menuju  masa  dewasa,  ditandai  beberapa ciri.  Pertama, keinginan memenuhi dan menyatakan identitas diri.  Kedua, kemampuan melepas diri dari  ketergantungan orang tua. Ketiga, kebutuhan memperoleh akseptabilitas di  tengah   sesama remaja.
Ciri-ciri ini  menyebabkan  kecenderungan   remaja melahap begitu   saja arus  informasi yang   serasi dengan selera dan  keinginan mereka. Zulkarimen juga  mengamati, para  tetua  yang  tadinya berfungsi sebagai penapis informasi atau   pemberi  rekomendasi  terhadap  pesan-pesan  yang   diterima  kini   tidak berfungsi sebagai sediakala.
Sebagai jalan   ke  luar  ahli  komunikasi  ini  melihat perlunya  membekali remaja dengan keterampilan berinformasi yang  mencakup kemampuan menemukan, memilih, menggunakan dan  mengevaluasi informasi. Keterampilan ini ada  baiknya disisipkan lewat  pelajaran yang  ada di sekolah, sehingga secara builtin   menjadi bagian    yang  utuh  dari  keseluruhan  prcstasi belajar remaja di  sekolah masing-masing. Di samping itu, juga dengan melakukan intervensi ke dalam lingkungan informasi mereka secara interpersonal.  Pemecahan lainnya adalah bimbingan orang tua dalam menglonsumsi media massa.

Perlu dikembangkan, Arif Gosita SH yang berbicara mengenai kecenderungan-kecenderungan relasi orang tua dan remaja (KROR) menyatakan KROR positif merupakan factor pedukung hubungan orang tua dan remaja yang edukatif. Mengembangkan KROR yang positif, menurut Arif Gosita bukan hal yang mudah karena harus menghadapi KROR negative yang terus berkembang akibat situasi dan kondisi tertentu misalnya perubahan social.


Pemuda dan Identitas adalah:
      Pemuda merupakan sekolompok orang yang mempunyai semangat dan sedang dalam tahap pencarian jati diri. Pemuda juga merupakan generasi penerus bangsa. Beberapa orang mengatakan, pemuda tidak dilihat dari usianya melaikan dari semangatnya. Maju mundurnya suatu bangsa tidak lepas dari peranan para pemuda.
Sedangkan identitas atau jati diri merupakan sikap atau sifat yang ada dalam diri seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang mulai melakukan pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya.
Dalam tahap pencarian identitas inilah terkadang masih menemukan kendala. Apalagi dizaman yang serba bebas sekarang ini. Pergaulan merupakan faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya jatidiri pemuda. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat media masa, tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa cukup banyak tindak kriminal yang yang diberitakan oleh media masa itu, pelakunya adalah para pemuda. Mulai dari tawuran antar pelajar, perkelahian antar geng, narokoba, dan tindakan asusila lain. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman sekarang sudah menurun dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda mulai kehilangan jati dirinya karena mereka cenderung ikut-ikutan ke dalam pergaulan yang bebas yang sedang ”in” saat ini.
Sangat disayangkan apabila kita melihat pengambaran mengenai pemuda seperti diatas. Karena pemuda mempunyai semangat untuk melakukan perubahan yang sangat berpengaruh dalam meneruskan perjuangan bangsa dan agama. Ada beberapa solusi agar pemuda tidak kehilangan jatidirinya, yaitu sangat dibutuhkan peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya agar bisa menjadi pemuda yang berguna. Selain itu, pendidikan agama dan akhlak yang mulia juga harus ditanamkan kepada para pemuda agar tidak mudah terpengaruh kedalam tindakan kemaksiatan.
Oleh karena itu Kita sebagai pemuda-pemudi harapoan bangsa jangan sampai kehilangan identitas kita. Matrilah kita mulai perubahan dari diri kita sendiri agar kita dapat memajukan bangsa ini dan dan kita dapat menjadi pemuda yang bermanfaat bagi agama dan bangsa.


Perguruan dan pendidikan:
o      Mengembangkan Potensi Generasi Muda sangat penting, karena kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Di abad ke-20 ini, yang dihuni mayoritas oleh kaum muda berusia 17 tahunan, timbul dua deretan pertanyaan, 1. Apakah generasi muda itu telah mendapat kesempatan untuk mengenyam dunia pendidikan dan keterampilan?  2. Sampai dimanakah penyelengaraan pndidikan formal dan non-formal beperan bagi pembangunan. Terutama bagi Negara-negara yang sedang berkembang?.
Pada nyatanya negara-negara yang sedang berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk penyelengaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Negara-negara sedang berkembang juga selalu kekurangan tenaga terampil dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan. Hal yang sama juga dirasakan nehara berkembang yang manakala untuk melaksanakan program-program industralisasi yang menuntut tenaga-tenaga terampil berkualitas tinggi. Diegara maju, sala satunya Amerika Serikat, para generasi muda mendapat  kesempatan luas dalam mengembangkan kemampuan dan potensi idenya.
o     Pendidikan dan Perguruan Tinggi, Namun demikian tidak dapat disangkal bahwa sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses pembangunan. Disinilah terletak arti penting dari pendidikan sebagai upaya untuk terciptanya kualitas sumber daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan. Demikian pula Indonesia menghadapi kenyataan untuk melakukan usaha keras “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dewasa ini sudah sekitar  80% dari usia Sekolah Dasar (6-12) tahun dapat ditampung oleh fasilitas pendidikan dasar yang ada. Presentase jumlah penduduk yang masih buta huruf diperkirakan sebagai 40%.
Generasi muda perlu mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting, karena pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat. Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosialisai terpanjang secara berencana, dibandingkan dengan generasi muda lainnya. Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi social dan budaya. Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan.

Individu, Keluarga dan Masyarakat


Individu, Keluarga dan Masyarakat

 Pertumbuhan Individu adalah : Perubahan individu yang menuju kea rah yang lebih maju. Menurut Gestalt pertumbuhan itu adalah proses perubahan seacara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.   

Fungsi Keluarga adalah : suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yabg harus dilaksanakan didalam keluarga itu. Pekerjaan itu digolongkan dalam beberapa fungsi, yaitu Fungsi Biologis, Pemeliharaan, Ekonomi, Keagamaan, dan Sosial.

Individu, Keluarga dan Masyarakat adalah :
1. Individu berarti tak terbagi( dalam bahasa latin : individuum).
2. Keluarga menurut Ki Hajar Dewantara adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki , esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

Hubungan antara Individu, keluarga dan Masyarakat adalah :
Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tak dapat dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi seorang individu dalam menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu masyarakat tersebut.

Urbanisasi adalah:
      proses berpindahnya  penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakaat perkotaan. Proses urbanisasi boleh dikatakan terjadi di selruh dunia, baik pada Negara maju maupun tidak. Selain itu uranisasi juga memiliki dampak negatif yang terutama dirasakan Negara agraris seperti Indonesa ini. Hal ini disebabkan karena pada umumnya produksi pertanian sangat rendah apaabila ibandingkan dengan jumlah manusia yang dipergunakan dalam produksi tersebut. Proses Urbanisasi dapat berlangsung cepat maupun lambat, hal ini tergantung daripada keadaan masyarakat yang bersangkutan.

Kebudayaan dan Kepribadian

Kebudayaan dan Kepribadian:
  • Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia: Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia dimulai sejak zaman batu samapi zaman logam.
Zaman batu terbagi dalam:       
1. Zaman batu tua (Paleolithikum)
2. Zaman batu muda (Neolithikum)

Alat – alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk maupun permukaan peralatan masih kasar contohnya adalah kapak genggam. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa – bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolitikum berupa batu besar maupun kecil bersegi – segi. Kapak pada zaman Neolitikum ini berasal dari China Selatan, menyebar ke arah selatan hingga sampai ke Semenanjung Malaka. Lebih lanjut hingga menyebar ke Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, Flores, Sulawesi, Filipina.
Bersamaan dengan penyebaran budaya kapak-kapak batu itu, tersebar pula bahasa Proto Austronesia yang merupakan cikal bakal bahasa negara-negara anggota ASEAN, khususnya Indonesia. Zaman Neolitikum benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Penyelidikan-penyelidikan lebih lanjut menemukan bahwa maunusia zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian mengecor/mencairkan logam dari biji besi. Bangsa-bangsa Proto-Austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Bangsa Dongson dan menyebar di Indonesia. Materi Dongson diantaranya berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu dari bahan perunggu. Satu hal yang patut dicatat ialah kenyataan bahwa Indonesia pada zaman logam ini yaitu sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya.
  • Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam:
Kebudayaan Hindu dan Budha:
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa yang menyebabkan perpaduan dan akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Hindu yang berasal dari india berlangsung luwes dan mantap.
Kemudian sekitar abad ke-5 ajaran Budha atau Budhisme masuk ke Indonesia, khususnya ke pulau Jawa. Agama/ Ajaran Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju daripada ajaran Hiduisme, sebab dalam ajaran Budha tidak menghendaki adanya kasta – kasta dalam masyarakat.
      
Kebudayaan Islam:
Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam berkembang di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut Wali Sanga. Titik sentral penyebaran agama Islam pada abad itu berada di Pulau Jawa. Di daerah – daerah yang belum terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk     di daerah yang bersangkutan. Misalnya di daerah Aceh, Banten, Sulawesi Selatan Sumatra Timur, Sumatra Barat, dan pesisir kalimantan. Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam member saham yang besar bagi perkembangan dan kepribadian bangsa Indonesia.
  • Kebudayaan Barat: Unsur kebudayaan barat juga memberi corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia. Kebudayaan Barat masuk ke Indonesia seiring dengan masuknya kolonial Belanda (VOC). Sudah menjadi watak dan keperibadian Timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya, bahwa menerima setiap kebudayaan yang dating dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Tetapi disesuaikan dengan kebudayaan lama. Sehubungan dengan itu, penjelasan UUD 1945 memberikan rumusan tentang kebudayaan Bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak – puncak kebudayaan daerah – daerah di seluruh Indonesia.

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan
  • Perkembangan penduduk dunia dalam bentuk tabel :
TahunPopulasi
10.000 th sebelum masehi5.000
Tahun Pertama setelah masehi250.000
Tahun 1650545.000
Tahun 1750728.000
Tahun 1800906.000
Tahun 18501.171.000
Tahun 19001.608.000
Tahun 19502.486.000
Tahun 19703.632.000
Tahun 19753.978.000
Tahun 19864.942.000
11/7/19875.000.000
Tahun 20006.057.000
Tahun 20056.450.000
  • Penggandaan penduduk dunia dengan menggunakan tabel:
Tahun PenggandaanPerkiraan penduduk duniaWaktu
800 Sebelum Masehi5 juta-
Tahun 1650500 juta1500
Tahun 18301 milyard180
Tahun 19302 milyard100
Tahun 19754 milyard45
  • Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk:
  1. Kematian (mortalitas)
  2. Kelahiran (fertilitas)
  3. Migrasi
  • Rumus tingkat kematian yang kasar:

  • Rumus tingkat kematian khusus:
     
     
     
     
     
     
     
  • Rumus tingkat angka kelahiran hidup:

  • Pengertian migrasi dan akibat migrasi:
- Migrasi adalah aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk
- Akibat seseorang atau sekumpulan orang bermigrasi adalah keadaan alam yang kurang    menguntungkan yang menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut
  • Macam-macam migrasi dan proses migrasi:
-       Macam-macam migrasi:
1. Migrasi Internasional: Imigrasi, Emigrasi, Remigrasi
2. Migrasi Nasional: Urbanisasi, Transmigrasi, Ruralisasi,  Evakuasi
-       Proses migrasi: Migrasi bertahap & migrasi langsung
  • 3 jenis struktur penduduk:
    1. Piramida penduduk muda
    2. Piramida Stationer
    3. Piramida penduduk tua
  • Bentuk piramida penduduk muda, stationer, & tua:
  • Pengertian rasio ketergantungan: Adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja.

ISD sebagai salah satu MKDU


ISD sebagai salah satu MKDU:
  
     - Pengertian Ilmu sosial dasar : Adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi, antropologi, psykologi sosial.

    - Tujuan Ilmu Sosial Dasar:

1.       Memahami & menyadari adanya kenyataan-kenyataan dan masalah-masalah sosial didalam masyarakat.
2.       Peka terhadap masalah-masalah sosial & tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menaggulanginya.
3.       Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks & hanya dapat mendekati & mepelajarinya secara kritis-interdisipliner.
4.       Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.

    - 3 kelompok ilmu pengetahuan : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Budaya/Humaniora

    - Perbedaan antara ISD dengan IPS :
1.       ISD diberikan di Perguruan Tinggi, sedang IPS diberikan di Sekolah Dasar & Sekolah lanjutan.
2.       ISD merupakan satu mata kuliah tunggal, sedang IPS merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran.
3.       ISD diarahkan kepada pembentukan sikap & kepribadian, sedang IPS kepada pengetahuan dan keterampilan intelektual.

    - Persamaan antara ISD dan IPS :
1.      Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program  pendidikan/pengajaran.
2.       Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
3.       Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.

       - 3 golongan bahan pembelajaran ISD:
1.       Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.
2.       Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
3.       Masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.