Jumat, 24 Januari 2014

Membangun Rumah Ramah Lingkungan

Membangun hunian tropis harus diperhitungkan dengan membuat plafon yang tinggi dan ventilasi silang.

Arsitektur rumah hijau selalu memiliki ciri tersendiri, biasanya desain ini selalu memadukan bangunan hemat energi dan menggunakan material ramah lingkungan yang sangat berkontribusi terhadap penurunan konsumsi energi. “Desain bangunan hijau atau yang biasa dikenal dengan desain hemat energi, selalu membatasi lahan terbangun, layoutsederhana untuk efisiensi ruang, efisiensi bahan, dan menggunakan kualitas bangunan bermutu serta material ramah lingkungan,” ungkap arsitek Rizky Artando.

Biasanya pada desain rumah hijau dibangun di atas lahan yang terbatas sehingga menggunakan model layout yang sederhana atau menggabungkan fungsi ruang sekaligus. Misalkan ruang tamu yang juga difungsikan sebagai ruang keluarga. Karena efisiensi ruang tersebut, sebagai gantinya Anda bisa memanfaatkan penggunaan teras untuk tempat menerima tamu. Di bagian ini, Anda bisa meletakkan kursi taman atau kursi kayu dengan meja yang tidak terlalu besar.

“Selain efisiensi ruang, yang paling menonjol dari desain bangunan hijau ini adalah pemanfaatan atap bangunan sebagai taman atap. Penerapan taman atap pada bangunan hijau memiliki nilai ekologi tinggi, salah satunya dapat menurunkan suhu udara dalam rumah,” ungkap arsitek Rizky, asal Sumatra Barat ini. Penggunaan material yang pas bisa membantu menghasilkan bangunan rumah yang berkualitas dan ramah lingkungan.

“Untuk pemilihan material, sebaiknya gunakan yang mudah dijangkau untuk membantu mengurangi pengeluaran biaya yang tidak perlu dan ramah lingkungan,” tutur Rizky. Anda pun bisa memanfaatkan material bekas pakai yang kondisinya masih bagus. Contohnya, material bambu yang biasanya digunakan sebagai pemanis di taman. Namun, kali ini Anda bisa menggunakan pembatas dinding di area dalam.

Desain rumah masa kini tidak lagi terpaku pada gaya atau tampilan luarnya saja, namun juga perlu mempertimbangkan kelestarian lingkungan, terutama dalam menghadapi pemanasan global. Desain rumah ramah lingkungan bisa Anda rencanakan sejak awal sehingga rumah tidak hanya indah, tapi juga sehat. (aprilia s andyna)  

Sumber: koran-sindo.com/node/340657

CROSS VENTILATION
Di negara tropis seperti Indonesia, rumah tinggal sebaiknya dilengkapi ventilasi silang agar memungkinkan terjadinya perputaran udara secara terus menerus. Dengan demikian, tidak ada udara kotor di bagian dalam ruangan akibat perebutan udara oleh penghuni rumah.
Pengertian Ventilasi Silang (Cross Ventilation)
Ventilasi silang atau cross ventilation adalah dua bukaan berupa jendela atau pintu yang letaknya saling berhadapan di dalam satu ruangan. Ventilasi ini bekerja dengan memanfaatkan perbedaan zona bertekanan tinggi dan rendah yang tercipta oleh udara. Perbedaan tekanan pada kedua sisi bangunan akan menarik udara segar memasuki bangunan dari satu sisi dan mendorong udara pengap keluar ruangan dari sisi lain.

Standar ideal ( Syarat-Syarat)
Ukuran bukaan untuk ventilasi silang yang ideal bergantung pada luas ruangan. Menurut arsitek Tiffa Nur Latiffa, Standar Nasional Indonesia mensyaratkan luas bukaan termasuk fungsi untuk memasukkan cahaya, adalah minimal 20 persen dari luas lantai ruangan.
"Khusus untuk lubang ventilasi di rumah tinggal seperti jendela, disyaratkan minimal 5 persen dari luas ruangan," ujar Tiffa.
"Sementara untuk bangunan kantor, pabrik, dan sebagainya adalah 10 persen dari luas ruangan," lanjutnya. Idealnya setiap ruangan di dalam rumah harus mengaplikasikan ventilasi silang agar selalu bersentuhan langsung dengan udara luar.
Sementara menurut arsitek Wijoyo Hendromartono, ventilasi silang sebaiknya dibuat bersilangan atas bawah atau menyerong kiri kanan. Untuk persilangan atas bawah, sebaiknya lubang keluar udara berada di bagian atas karena udara panas bersifat lebih ringan.
Aliran angin juga dipengaruhi oleh hambatan yang berada di bagian tengah ruangan. Misalnya, semakin besar furnitur yang berdiri di antara ventilasi silang, maka semakin berkurang pula energi kinetik dan kecepatan angin. Dengan demikian, hindari meletakkan benda-benda berukuran besar antara ventilasi silang yang dapat menghambat perputaran udara.

Meningkatkan kualitas udara
Ventilasi silang dapat meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan serta mendukung gaya hidup produktif dan sehat. Dengan penggunaan ventilasi silang, pemilik rumah dapat menghemat biaya pemakaian AC karena selalu diliputi hawa sejuk.
Selain itu, ventilasi silang juga dapat mendorong zat-zat kimia yang menumpuk di dalam rumah dan mengurangi kelembaban yang dapat menyebabkan tumbuhnya jamur. Karena aplikasi ventilasi silang yang ideal membutuhkan analisis tentang zona udara di sebuah rumah, pemilik sebaiknya memperhitungkan jalur angin yang melewati rumahnya.
Pemilik rumah juga dapat berdiskusi dengan tenaga ahli tentang penempatan pintu dan jendela yang tepat agar udara dapat melintasi ruangan dengan baik. (Aghnia Sofyan)
 

Sumber: http://properti.kompas.com/read/2012/01/16/11250277/Seperti.Apa.Ventilasi.Silang.yang.Ideal

Hunian dengan Konsep "Membumi"

Penerapan desain yang berwawasan lingkungan telah berkembang pesat di berbagai kawasan perumahan di Indonesia. Desain inilah yang diterapkan arsitek Achmad D Tardiyana atau yang akrab disapa Apep pada rumah tinggalnya yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.

Ada dua aspek yang menjadi dasar pertimbangan Apep dalam merancang rumah seluas 330m tersebut. Pertama, ia ingin agar rumah ini kontekstual baik terhadap sosial masyarakat maupun keadaan lingkungan sekitar yang berupa perkampungan padat penduduk dengan pemandangan ke arah lembah. Kedua, biaya yang dimilikinya terbatas untuk membangun rumah ini. Oleh karena itu dalam pendekatan desainnya, Apep memilih wujud rumah yang pada tipologi bangunan disekitarnya, yakni bangunan dua lantai dengan atap pelana dan massa bangunan yang “ramping”.

Halaman muka rumah dipagari oleh tanaman dan turap batu kali sehingga fasad terasa lebih bersahabat. Dalam penataan ruang, Apep memakai lantai dasar rumahnya untuk ruang multifungsi, yakni area perpustakaan sekaligus ruang diskusi jika ada tamu yang berkunjung. Tempat duduk di area ini didesain menyerupai teater semi outdoor dengan penyekat berupa deretan lemari rak buku yang mudah digeser untuk memberikan akses masuk saat diperlukan.

Di lantai satu, Apep menata balkon untuk area duduk bersantai, ruang menonton TV yang menyatu dengan ruang makan dan dapur serta satu kamar tidur dengan kamar mandi. Di lantai dua, terdapat satu ruangan luas untuk ruang kerja, ruang perpustakaan, kamar tidur utama dan balkon yang seolah-olah “menyembul” di tengah atap rumah. Untuk konstruksi rumah yang ekonomis, Apep memakai material yang lebih murah berupa bahan lokal seperti bambu, batu bata dan kayu bekas perahu yang didaur ulang.


Sumber: http://majalahasri.com/hunian-dengan-konsep-membumi/

Pidato Natal

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,
Yth. Ketua Yayasan SMA Pondok Daun,
Yth. Kepala Sekolah SMA Pondok Daun,
Yth. Dewan Guru dan Staff karyawan SMA Pondok Daun, serta siswa-siswi Pondok Daun yang saya cintai.
  
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan karuniaNya kita dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat walafiat.

Saudara-saudara yang saya hormati,
Pada kesempatan ini, izinkanlah saya untuk membacakan pidato singkat tentang natal yang sesuai dengan tema natal kita, yakni natal yang membawa perubahan bagi bumi kita. Sebelum itu saya juga berterima kasih kepada teman-teman panitia natal serta semua teman-teman yang telah membantu menyiapkan acara natal tahun ini.

Saudara-saudara yang saya hormati,
Mungkin dalam hatinya bertanya-tanya, apa hubungannya natal dengan bumi. Hubungan natal dengan perubahan bumi, yakni kita sebagai manusia yang telah di ciptakan Allah dan di utus ke dalam dunia adalah untuk menjaga dan memelihara bumi ini. Dari kata menjaga sudah jelas kita diperintahkan untuk merawat, melindungi, dan tidak merusak alam yang telah di ciptakan Allah, dan dari kata memelihara kita diperintahkan untuk membuat bumi kita menjadi lebih indah.
Tetapi seringkali manusia lupa dan lalai dalam menjalankan tugasnya. Bumi yang dulunya indah dan nyaman berubah menjadi bumi yang penuh dengan bencana. Bencana yang terjadi di mana- mana, kekurangan sumber daya alam yang semakin meningkat, kesenjangan sosial yang terjadi akibat sudah tidak nyamannya lagi bumi ini, sakit penyakit yang semakin bertambah, siklus musim yang tidak teratur, flora fauna yang lambat laun semakin punah, dan lain sebagainya. Keadaan ini sangat jauh dari yang semula telah di perintahkan Tuhan.

Saudara-saudara yang saya hormati,
Marilah bersama-sama kita merayakan natal kali ini dengan membawa perubahan bagi bumi kita, dengan bersahabat denganya, layaknya sebagai sahabat yang saling membutuhkan dan membantu.

Saudara-saudara yang saya hormati,
Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Semoga pidato ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Akhirnya, saya mohon maaf jika terdapat kata-kata yang salah atau kurang berkenan di hati Bapak, Ibu, dan hadirin semuanya.

Terima kasih dan selamat hari Natal.
Tuhan Yesus Memberkati.

Karya William

Cerpen Natal

Natal Bersama di Kerajaan

Suatu hari di sebuah kerajaan, hiduplah seorang putri yang terbiasa hidup dalam suasana yang penuh kemewahan dan kegembiraan.Akan tetapi,sang putri memiliki sifat yang sombong dan egois, bahkan sang putri tidak ingin keluar dari istananya.
   
Di waktu menjelang malam natal, sang putri sedang berjalan-jalan di halaman istana. Lama- kelamaan sang putri merasa bosan dengan situasi yang ada di istana.  Tiba-tiba sang putri mendengar suara keramaian di luar istana. Dengan rasa penasaran, sang putri akhirnya keluar untuk melihat ada apa dengan suara keramaian tersebut. Ternyata keramaian itu berasal dari rakyatnya yang sedang bergotong-royong mempersiapkan pernak-pernik natal. Kemudian datanglah seorang anak kecil menghampiri sang putri dan mengajaknya untuk membantu menghias pohon natal. Dengan sendirinya sang putri tiba-tiba merasa ingin mengikuti ajakan anak tersebut.
   
Sesampainya disana sang putri melihat rakyatnya sedang berlatih vokal, yaitu lagu natal White Christmas. Selain itu para rakyat juga menghias rumah-rumah dan pohon-pohon natal. Akhirnya sang putri menemukan arti kebersamaan untuk pertama kalinya.
Setelah sang putri sampai di istana, ia memberitahukan kepada sang raja agar mengadakan gotong royong bersama dengan rakyatnya. Sang Raja setuju dengan keinginan sang putri, namun sang ratu yang saat itu sedang duduk di samping sang raja tidak menyetujuinya. Sang putri dengan rasa yang amat sedih kembali menuju ke kamarnya dengan kawalan penjaganya.
   
Sewaktu malam tiba, sang putri berdoa meminta kepada Tuhan Yesus agar keinginannya natal bersama rakyatnya tercapai dan sang ratu dapat menyetujuinya. Dipagi hari tepat satu hari sebelum natal, dengan sangat mengejutkan, sang ratu memanggil sang putri dan menyetujui keinginannya itu. Sang putrid menari dengan sanagt riang sambil menyanyikan lagu Haw Great Is Our God dengan suaranya yang sangat merdu didengar telinga.
   
Tepat dihari natal sang putri mengundang para rakyatnya untuk natal bersama di kerajaan. Sang putri dan seluruh keluarga kerajaan beserta rakyatnya bersukacita bersama dan melupakan perbedaan yang ada. Mereka semua bernyanyi dan menari bersama dengan iringan lagu We Wish You Merry Christmas . 

Karya Ignatius Yudhistira P, Patar Sinaga & William

Rumah Adat Tongkonan Toraja

Tana Toraja.
Kabupaten Tana Toraja yang beribukota di Makale secara geografis terletak di bagian Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Berbatasan dengan:
•    Sebelah utara adalah Kabupaten Toraja Utara dan Propinsi Sulawesi Barat
•    Sebelah Selatan adalah Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang
•    Sebelah Timur adalah Kabupaten Luwu
•    Sebelah Barat adalah Propinsi Sulawesi Barat
Tana Toraja merupakan salah satu daya tarik wisata Indonesia, dihuni oleh Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan.
Salah satu budaya Suku Toraja yang terkenal adalah Buntu Kalando atau Rumah Tongkonan yang mana akan dibahas oleh kelompok kami kali ini.

Sejarah
Tongkonan adalah rumah adat dengan ciri rumah panggung dari kayu dimana kolong di bawah rumah biasanya dipakai sebagai kandang kerbau. Atap rumah tongkonan dilapisi ijuk hitam dan bentuknya melengkung persis seperti perahu telungkup dengan buritan.
Konon, nenek moyang orang Toraja yang berasal dari Yunan, Teluk Tongkin di China datang menggunakan perahu melalui sungai. Saat mereka mendirikan tempat tinggal, mereka menggunakan perahu mereka itu menjadi atapnya dengan cara di balik.
Tongkonan dibagi ke dalam tiga macam berdasarkan kelas sosial, yaitu:
1.    Tongkonan Layuk. Tongkonan ini dibangun untuk orang berkuasa dan sebagai pusat pemerintahan.
2.    Tongkonan Pekamberan. Tongkonan Pekamberan merupakan rumah bagi keluarga yang dipandang hebat dalam adat.
3.     Tongkonan Batu. Jenis ketiga ini adalah rumah bagi keluarga biasa

Pola desa Tana Toraja melintang dari Timur ke Barat karena menurut suku Toraja Sebelah Timur (Matallo) atau tempat terbitnya matahari merupakan tempat asalnya kebahagiaan sedangkan sebelah Barat (Matampu) merupakan lawan dari kebahagiaan atau kehidupan. Sedangkan Tongkonan harus menghadap ke utara, letak pintu di bagian depan rumah. dengan keyakinan bumi dan langit merupakan satu kesatuan dan bumi.



Adat Istiadat
Selain Tongkonan, Suku Toraja memiliki adat istiadat dan budaya lain. Diantaranya:
1.    Upacara Mangarara Banua, berfungsi untuk meresmikan rumah (Tongkonan) sebelum ditinggali.
2.    Tarian Pagelu, Tarian yang diikuti oleh wanita Toraja dalam mengiringi Upacara mangrara banua yang diiringi oleh tabuhan gendang. Tarian ini menyimbolkan sebagai ungkapan syukur serta memohon agar Tongkonan diberikan berkah dan terhindar dari malapetaka.
3.    Upacara adat rambu tuka, yaitu selamatan rumah adat yang baru, atau yang baru saja selesai direnovasi.
4.    Upacara Rambu Solo, yaitu upacara pesta kematian. Bagi masyarakat Tana Toraja, orang yang sudah meninggal belum bisa disebut orang mati. Bagi mereka sebelum terjadinya upacara Rambu Solo' maka orang yang meninggal itu dianggap sebagai orang sakit. Karena statusnya masih 'sakit', maka orang yang sudah meninggal tadi harus dirawat dan diperlakukan layaknya orang yang masih hidup, seperti menemaninya, menyediakan makanan, minuman dan rokok atau sirih.
5.    Kubur Batu, Orang Toraja tidak menguburkan jenazah di dalam tanah, tapi di dalam batu. Mereka menganggap tanah adalah elemen suci yang menumbuhkan kehidupan, sehingga jenazah lebih baik disimpan di dalam batu.

Tampak:

Rumah Tongkonan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Kolong (Sulluk Banua), biasanya dihuni oleh hewan ternak
2. Ruangan rumah (Kale Banua)
3. Atap (Ratiang Banua), bentuknya melengkung mirip tanduk kerbau atau perahu terbalik.
Rumah tongkonan juga di lengkapi dengan lumbung padi yang di sebut Alang. Letaknya berada di depan atau di samping rumah Tongkonan.



Denah:
1. Tandok
Tandok terletak di bagian depan rumah tongkonan. Tandok digunakan sebagai tempat ruang tidur keluarga.
2. Sali’
Sali’ terletak di bagian tengah rumah Tongkonan. Sali’ digunakan sebagai tempat untuk berkumpul dengan keluarga juga digunakan sebagai dapur dan tempat untuk membuat kerajinan tangan.
3. Sumbu
Sumbu terletak di bagian belakang rumah Tongkonan. Biasanya Sumbu digunakan sebagai tempat barang atau sebagai kamar untuk orang tidur (mayat). Dalam tradisi orang toraja, jika Orang tidur (mayat) yang telah disimpan dibagian sumbu biasanya sudah mau di upacarakan.

Pondasi
Pada umumnya sistem struktur yang dipakai untuk bangunan Tongkonan adalah sistem konstruksi pasak (knock down). Yaitu teknik konstruksi yang menggunakan sistem sambungan tanpa paku dan alat penyambung selain kayu. Bahan pondasi sendiri terbuat dari batu gunung

Kolom/Tiang A’riri
Terbuat dari kayu uru,bentuk kolom persegi empat. Selain itu, digunakan juga kayu nibung agar tikus tidak dapat naik ke atas, karena serat dari kayu ini sangat keras dan sapat sehingga terlihat licin. Kolom disisi barat dan timur jaraknya rapat dan berjumlah banyak, agar kuat menampung orang-orang yang datang saat upacara kematian.

Balok
Seperti sloof, yaitu sebagai pengikat antara kolom-kolom sehingga tidak terjadi pergeseran tiang dengan pondasi. Hubungan balok dengan kolom disambung dengan pasak yang terbuat dari kayu uru.

Lantai
Terbuat dari bahan papan kayu uru yang disusun di atas pembalokan lantai. Disusun pada arah memanjang sejajar balok utama. Sedangkan untuk alang terbuat dari kayu banga.


Dinding
Dinding disusun satu sama lain dengan sambungan pada sisi-sisi papan dengan pengikat utama yang dinamakan Sambo Rinding. Fungsinya sebagai rangka dinding yang memikul beban. Pada dinding dalam , tidak terdapat ornamen-ornamen, hanya dibuat pada bagian luar bangunan.

Tangga
Tangga Rumah Tongkonan terletak dibagian samping rumah, menuju pada pintu masuk atau terletak di bagian tengah rumah menuju langsung ruang tengah atau Sali. Tangga menggunakan kayu uru, yaitu sejenis kayu lokal yang berasal dari Sulawesi.

Pintu
Pintu rumah Tongkonan nampak dihiasi dengan beberapa motif ukiran. Salah satu motif pada gambar pintu rumah tersebut adalah motif Pa' Tedong. Ukiran yang melambangkan kemakmuran. Sebagai pegangan, di pintu ditempatkan ekor kerbau yang dipotong hingga pangkal ekor dan telah dikeringkan. Memasuki rumah adat ini mempunyai cara tertentu yaitu pintu masuk harus diketuk dengan membenturkan kepala perlahan lahan.

Jendela
Jendela pada rumah Tongkonan umumnya terdapat 8 buah. Masing-masing di setiap arah mata angin terdapat 2 jendela. Fungsinya adalah sebagai tempat masuknya aliran angin dan cahaya matahari dari berbagai arah mata angin.

Atap
Atapnya melengkung menyerupai perahu (merupakan pengaruh budaya Cina) terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan menggunakan atap seng) dan diatasnya dilapisi ijuk hitam. Terbuat dari bambu pilihan yang disusun tumpang tindih dengan dikait oleh beberapa reng bambu dan diikat oleh rotan/tali bambu.





Ornamen

A.    Ukiran Kayu
Beberapa contoh ukiran kayu suku Toraja adalah:
1.    Pa' barre Allo, Lambang dari sumber kehidupan yang berasal dari sang pencipta.
2.    Pa' Manuk Londong, melambangkan adanya aturan atau norma hukum (adat) dan kepemimpinan.
3.    Pa' tedong, merupakan lambang tulang punggung kehidupan dan kemakmuran.
4.    Pa’ Doti Langi melambangkan kepintaran / prestasi yang tinggi, kearifan dan ketenangan, juga mempunyai cita-cita yang tinggi

B.    Kepala Kerbau (Kabongo)
Kepala kerbau menjadi ciri khas dari rumah tongkonan. Kepala kerbau tersebut ditempel di depan rumah dan tanduk-tanduk kerbau pada tiang utama di depan setiap rumah. Semakin banyak jumlah tanduk kerbau yang terpasang di depan rumah semakin tinggi pula derajat keluarga tersebut. Tanduk kerbau di depan tongkonan melambangkan kemampuan ekonomi keluarga yang mendiami rumah tersebut saat upacara penguburan anggota keluarganya.

C.    Katik
Katik adalah ukiran berbentuk naga, ular, burung alo dan lain-lain. Dipasang diatas punggung kabongo. Maknanya adalah kekuatan, kewibawaan, kekuatan dan status yang tinggi.

Pemasangan kabongo ( kepala kerbau) dan Katik( bentuk kepala ayam) hanya boleh dipasang pada Tongkonan Layuk dan Pekamberan sedangkan Tongkonan Batu A Riri tidak.

D.    Warna
Aluk To Dolo merupakan empat warna dasar, yaitu hitam, merah, kuning, dan putih mewakili kepercayaan asli Toraja. Kematian dan kegelapan dilambangkan dengan warna hitam, sementara kuning melambangkan anugerah dan kekuasaan ilahi. Merah merupakan warna darah yang melambangkan kehidupan manusia (pengaruh budaya Cina). Sementara daging dan tulang dilambangkan dengan warna putih yang artinya suci.

Karya Fadiah Nurannisa, Fatimah Chitra Setiawan, Kafi Pangestu, Togu Riotama & William